Jumat, 09 September 2016

contoh makalah legum dan serealia



TUGAS MAKALAH
(TEKNOLOGI LEGUM DAN SEREALIA)


logo


Kelompok 5

1. Arie D.D.S                                     B1314003
2. Aswin Talaut                                B1314007
3. Tri Ambarwati                              B1314038
4. Yunita Sari                                               B1314042
                                     

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT
PELAIHARI
2016


BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang

Beras merupakan makanan pokok di tidak kurang 26 negara padat penduduk (China, India, Indonesia, Pakistan, Bangladesh, Malaysia, Thailand, Vietnam), atau lebih separuh penduduk dunia. Di Indonesia, masalah beras erat kaitannya dengan masalah budaya, social dan ekonomi bangsa. Keeratan hubungan antara padi (beras) dengan manusia tercermin dari berbagai kepercayaan penduduk, antara lain melalui hikayat Dewi Sri. Dalam bidang ekonomi, beras sering digunakan sebagai indeks kestabilan ekonomi nasional.
Tanaman padi (Oryza sativa) dapat dibedakan atas tiga ras, yaitu Javanika, Japonika dan Indika. Jenis Indika mempunyai butir padi berbentuk lonjong panjang dengan rasa nasi pera, sedangkan pada jenis Japonika, butirnya pendek bulat, dengan rasa nasi pulen dan lengket. Beras yang ada di Indonesia secara umum dikategorikan atas varietas bulu dengan ciri bentuk butiran agak bulat sampai bulat dan varietas cere dengan ciri bentuk butiran lonjong sampai sedang. Indica lebih pendek masa tanamya, tahan kekurangan air, dipanen sekaligus karena butir padi mudah terlepas dari malainya sehingga mudah tercecer. Sedangkan japonica lebih lama masa tanamnya, tanaman lebih tinggi, dipanen satu per satu karena butir padi melekat kuat pada malainya. Penanaman beras di Indonesia juga sering didasarkan atas daerah produksinya, misalnya beras Rojolele dan Cianjur dari Jawa Barat, Siarias dari Sumatra Utara, Solok dari Sumatera Barat dan beras Empat Bulan dari Sumatera Selatan.
Tepung beras terdiri dari tepung beras pecah kulit dan tepung beras sosoh. Tepung beras banyak digunakan sebagai bahan baku industri seperti bihun dan bakmi, macaroni, aneka snacks, aneka kue kering (“cookies”), biscuit, “crackers”, makanan bayi, makanan sapihan untuk Balita, tepung campuran (“composite flour”).
Standar mutu tepung beras ditentukan menurut Standar Industri Indonesia (SII). Syarat mutu tepung beras yang baik adalah : kadar air maksimum 10%, kadar abu maksimum 1%, bebas dari logam berbahaya, serangga, jamur, serta dengan bau dan rasa yang normal. Di Amerika, dikenal dua jenis tepung beras, yaitu tepung beras ketan dan tepung beras biasa. Tepung ketan mempunyai mutu lebih tinggi jika digunakan sebagai pengental susu, pudding dan makanan ringan.

1.2  Tujuan

Mengetaui teknik-teknik pengolahan, penyimpanan dan penggendalian hama pasca panen pada padi.

BAB II
ISI

2.1  Tinjauan Pustaka

Serealia adalah biji-bijian yang diperoleh dari tanaman padi-padian atau rumput-rumputan(Gramineae) Serealia yang banyak ditanam di seluruh dunia adalah gandum, beras, jagung, jewawut, jali, oat dan barley.
Beras merupakan salah satu serealia yang sering dikonsumsi oleh kita, utu beras sangat bergantung pada mutu gabah yang akan digiling dan sarana mekanis yang digunakan dalam penggilingan. Selain itu, mutu gabah juga dipengaruhi oleh genetik tanaman, cuaca, waktu pemanenan, dan penanganan pascapanen. Pemilihan beras merupakan ungkapan selera pribadi konsumen, ditentukan oleh faktor subjektif dan dipengaruhi oleh lokasi, suku bangsa atau etnis, lingkungan, pendidikan, status sosial ekonomi, jenis pekerjaan, dan tingkat pendapatan. Beras yang mempunyai cita rasa nasi yang enak mempunyai hubungan dengan selera dan preferensi konsumen serta akan menentukan harga beras. Respons konsumen terhadap beras bermutu sangat tinggi untuk beras giling bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya manipulasi mutu beras di pasaran, terutama karena pengoplosan atau pencampuran antarkualitas atau antarvarietas. (Soerjandoko, 2010)
Teknik pengolahan padi dengan dengan cara penggabahan antara lain diinjak-injak, dipukulkan, ditumbuk, menggunakan pedal thresner dan mesin perontok. Penggilingan adalah proses pemisahan sekam dan kulit luar kariopsis dari biji padi agar diperoleh beras yang dapat dikonsumsi. Dalam pengertian sehari-hari, yang dimaksud dengan beras adalah gabah yang bagian kulitnya sudah dibuang dengan cara digiling dan disosoh menggunakan alat pengupas dan penggiling (“huller”) serat alat penyosoh (“polisher”). Gabah yang hanya terkupas bagian kulit luar (sekam)-nya, disebut beras pecah kulit (“brown rice”). Sedangkan beras pecah kulit yang seluruh atau sebagian dari kulit arinya telah dipisahkan dalam proses penyosohan, disebut beras giling (“milled rice”). Beras yang biasa dikonsumsi atau dijual di pasar adalah dalam bentuk beras giling. Tepung beras terdiri dari tepung beras pecah kulit dan tepung beras sosoh. Proses pembuatan tepung beras dimulai dengan penepungan kering dilanjutkan dengan penepungan beras basah (beras direndam dalam air semalam, ditiriskan, dan ditepungkan). Alat penepung yang digunakan adalah secara tradisional (alu, lesung, kincir air) dan mesin penepung (hammer mill dan disc mill).
Tahapan  - tahapan yang dilakukan pada saat penanganan pasca panen padi antara lain adalah sebagai berikut :
1.      Penumpukan dan Pengumpulan
Penumpukan dan pengumpulan merupakan tahap penanganan pasca panen setelah padi dipanen. Ketidak-tepatan dalam penumpukan dan pengumpulan padi dapat mengakibatkan kehilangan hasil yang cukup tinggi. Untuk menghindari atau mengurangi terjadinya kehilangan hasil sebaiknya pada waktu penumpukan dan pengangkutan padi menggunakan alas.
2.      Perontokan
Setelah dipanen, gabah harus segera dirontokkan dari malainya. Tempat perontokan dapat langsung dilakukan di lahan atau di halaman rumah setelah diangkut ke rumah. Perontokan ini dapat dilakukan dengan perontok bermesin ataupun dengan tenaga manusia. Bila menggunakan mesin, perontokan dilakukan dengan menyentuhkan malai padi ke gerigi alat yang berputar. Sementara perontokan dengan tenaga manusia dilakukan dengan cara batang padi dipukul-pukulkan, malai padipun dapat diinjak-injak agar gabah rontok.
3.      Pengeringan
Agar tahan lama disimpan dan dapat digiling menjadi beras, maka gabah harus dikeringkan. Pengeringan gabah umumnya dilakukan di bawah sinar matahari. Lama jemuran tergantung iklim dan cuaca, bila cuaca cerah dan matahari bersinar penuh sepanjang hari, penjemuran hanya berlangsung sekitar 2 – 3 hari. Namun, bila keadaan cuaca terkadang mendung atau gerimis dan terkadang panas. Waktu penjemurannya dapat berlangsung lama sekitar seminggu,sampai kadar air mencapai 14%.
4.      Penggilingan
Penggilingan dalam pasca panen padi merupakan kegiatan memisahkan beras dari kulit yang membungkusnya. Pemisahan secara tradisional menggunakan alat sederhana, yaitu lesung dan alu. Lesung terbuat dari kayu utuh yang diceruk mirip perahu. Sementara alu merupakan pasangan dari lesung sebagai alat penumbuk gabah. Alu tersebut terbuat dari kayu yang bentuknya bulat panjang seperti pipa. Kendala penggilingan gabah secara tradisional adalah pengerjaannya sangat lambat, tenaga kerja yang memadai tidak tersedia dan alatnya sulit dijumpai. Saat ini kebanyakan lesung dan alu sudah menghilang dari kehidupan petani padi karena kehadiran alat penggiling yang praktis dan daya kerja cepat.Alat yang sering digunakan berupa hulle. Hasil yang diperoleh pada penggilingan dengan alat penggiling gabah ini sama dengan cara tradisional, yaitu pada tahap pertama diperoleh beras pecah kulit. Pada penggilingan tahap kedua, beras akan menjadi putih bersih.
5.      Penyimpanan Beras
Beras organik yang sudah digiling secara tradisional maupun modern dapat langsung dipasarkan. Namun, karena umumnya beras tidak langsung dapat dipasarkan seluruhnya maka perlu ada tempat penyimpanan. Teknik penyimpanan beras harus diperhatikan agar kondisinya tetap bagus hingga saatnya akan dijual. Umumnya beras disimpan di gudang setelah dikemas dalam karung plastik berukuran 40 Kg atau 50 Kg. Pengemasan dalam karung ini dilakukan secara manual oleh petani. Bagian karung yang terbuka dijahit tangan hingga tertutup rapat.
       6. Pemasaran
Ada dua cara pemasaran beras di Indonesia, pertama petani menjual langsung di lahan pada saat sudah siap panen kepada pedagang pengumpul yang disebut penebas. Penebas inilah yang akan memanen dan mengolahnya lebih lanjut menjadi beras. Kedua, petani sendiri yang memanen,mengeringkan,lalu menjual kepedagang pengumpul,baik berupa gabah kering giling atau sudah menjadi beras. Penjualan beras biasanya dilakukan petani langsung kepada pedagang beras di pasar, dititipkan kepasar swalayan atau dijual langsung ke konsumen. Pengendalian hama pasca panen adalah:
  1. Pengurangan Kadar Air Bahan Simpanan
Kadar air adalah kandungan air yang terdapat di dalam butiran gabah, yang dapat dinyatakan dengan persen. Telah kita ketahui bahwa, tingginya kadar air bahan akan memacu meningkatnya intensitas serangan serangga gudang. Oleh karena itu, diperlukan tindakan dalam rangka mengurangi kadar air bahan.
  1. Penjemuran Bahan     
Penjemuran merupakan cara praktis untuk mengurangi kadar air gabah dalam jumlah besar di tingkat petani. Dalam penjemuran ini diperlukan tindakan lain seperti harus dilakukan pembalikan secara berkala.  Proses pengeringan di pedesaan umumnya masih dilakukan dengan cara tradisional yaitu penjemuran di bawah panas matahari dengan alas tikar/terpal/plastik di halaman atau tanggul saluran/jalan. Selama penjemuran gabah dibiarkan di lapangan sedang bila turun hujan atau malam hari cukup ditutupi karung atau plastik.
  1. Penggunaan Mesin Pengering (Box Dryer).
Untuk mengantisipasi adanya gangguan cuaca seperti ketika musim penghujan, maka tindakan pengurangan kadar air bahan secara tradisional dapat diperbaiki dengan memanfaatkan mesin pengering (box dryer).  Pengeringan gabah dalam jumlah kecil dapat dilakukan dengan menggunakan oven.  Berbagai jenis alat pengering telah dihasilkan dan dengan kapasitas yang beragam, salah satunya adalah alat pengering gabah berbahan bakar sekam (BBS).
  1. Pengaturan Tempat Penyimpanan
Tempat penyimpanan juga sangat mempengaruhi kesukaan serangga gudang terhadap gabah yang disimpan. Tempat penyimpanan yang tidak baik dengan kelembaban tinggi dan temperatur yang tidak sesuai akan memacu perkembangbiakan serangga.
  1. Penggunaan Pestisida Nabati
Penggunaan pestisida nabati untuk menekan serangan serangga gudang masih jarang diterapkan di tingkat masyarakat.  Hal ini selain karena terbatasnya pengetahuan juga karena masih ada anggapan bahwa daya bunuh pestisida nabati masih rendah dan relatif lambat.  Padahal pemanfaatan pestisida nabati ini sangat diperlukan terlebih lagi jika produk simpanan tersebut akan dikonsumsi.
  1. Pemanfaatan Sistem Kedap (Hermetic Storage)
Penyimpanan kedap udara mencakup penempatan gabah/beras/benih ke dalam kontainer (wadah) yang menghentikan pergerakan udara (oksigen) dan air antara atmosfir luar dan gabah/benih yang disimpan. Teknologi ini sudah mulai diterapkan di beberapa negara di Asia Tenggara.  Sistem ini dapat menggunakan kontainer plastik khusus atau kontainer yang lebih kecil terbuat dari plastik atau baja atau bahkan pot dari tanah.






BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan

Dari ini dapat disimpulkan bahwa beras adalah jenis serealia yang sangat penting Karena banyak orang membutuhkan beras. Teknik dalam pengolahan hasil padi dengan cara pemanfaatan sekam hasil penggilingan padi yang menjadi alas ayam Dan berasnya dapat diolah menjadi tepung lalu produksi kembali menjadi olahan seperti kue. Penanganan pada pasca panen yang harus dilakukan penumpukan, penggumpalan, perontokan, pengeringan, penggilingan, penyimpanan beras dan pemasaran. Dengan adanya pengendalian hama pasca panen sehingga beras yang dihasilkan lebih baik dan dapat bertahan dengan lama.

3.2  Saran

Diharapkan kepada mahasiswa dan mahasiswi agar memperhatikan ketika saat mengerjakan tugas yang diberikan dosen, supaya dosen yang sudah menjelaskan tidak perlu mengulangi, dan alangkah baiknya para mahasiswa dan mahasiswi menggunakan waktu yang telah diberikan oleh dosen dengan sebaik mungkin agar dalam mengerjakan makalah ini berjalan secara efektif dan tidak banyak waktu yang terbuang secara percuma.












DAFTAR PUSTAKA

Made Astawan, 2000. Baras dan Tepung Beras. Bahan untuk Majalah Femina, Jakarta.
F.G. Winarno. 1987. Haruskah Kita Peduli rasa Nasi?. FTDC-IPB.
Sutrisno Koswara,2009. Teknologi Pengolahan Beras. eBookPang
Barber,S.1972. Milled Rice and Changes During Aging, Rice:Chemistry and Technology
(D.F.Houston, ed). American Association of Cereal Chemists. St. Paul, MN, pp.215.
Bantancut, Tajuddin. “Teknologi Pengolahan Padi Terintegrasi Berwawasan Lingkungan”.
13 September 2006.
Soerjandoko, 2010. “Definisi Beras” .Universitas Diponegoro.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar